google-site-verification=Q8IqhJlJ-8kubb5NQVbJk3WGTzny8GJUwXqKF5Nb4Nk
BerandaKesehatanKeluarga Julio Gunawan Tak Pahami Kegunaan KIS
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Keluarga Julio Gunawan Tak Pahami Kegunaan KIS

tribündepok.com – Berita yang sempat viral di medsos terkait penderita TB paru paru Julio Gunawan, warga kecamatan Cilodong yang seolah tak mendapat perhatian pemerintah hingga tak mampu berobat dan hanya terkapar di rumah membuat berbagai pihak iba sekaligus ingin membantunya.

Termasuk Camat Cilodong Bambang Eko, Kepala Puskesmas Villa Pertiwi drg. Masrina MR Pasaribu dan Lurah Sukamaju M Yanih langsung menyisir ke lapangan Rabu (26/4) mencari keberadaan pasien yang menurut berita merupakan warga Sukamaju. Ternyata Julio baru sekitar 10 hari an tinggal di Jalan Al Muwahhidiin Sukamaju, Cilodong.

Keluarga Julio Gunawan Tak Pahami Kegunaan KIS

” Dia masih ber KTP Rawa Denok, Rangkapan Jaya kecamatan Panmas, baru pindah, bahkan keluarganya belum melapor ke kami. ,” ujarAbdul Choir ketua Rt 003/05 yang baru menyadari warga sakit yang viral itu adalah warganya, saat dia dihubungi kelurahan.

Sejumlah pihak seperti FKKS Kecamatan Cilodong, Relawan Depok Sehat (RDS), TKSK Kec. Cilodong, Karang Taruna, Kader PKK dan Kader TB Sukamaju, Tim Medis 119 Dinas Kesehatan Kota Depok ikut serta mendatangi pasien dan bergerak cepat mengevakuasinya ke RS Bayangkara Brimob Kelapa Dua untuk penanganan medis.

” Kami bersyukur ada pihak yang menginformasikan permasalahan ini sehingga kondisi pasien bisa di tindak lanjuti. Sebenarnya yang terjadi tidak seekstrim berita nya. Ada ketidak pahaman keluarga pasien tentang penggunaan KIS untuk berobat. Pasien sudah memiliki KIS seharusnya tidak ada permasalahan untuk langkah pengobatannya, ” ujar Bambang Eko.

Tidak benar juga jika dikatakan Julio tak menjalani pengobatan dan hanya dirawat di rumah.

” Berdasarkan pengakuan sang adik, Yohana, Julio sempat berobat ke sejumlah RS seperti RSUD Depok, RS Hermina dan RS Paru Gunawan Mohammad Cisarua Bogor. Sedianya Kamis ini dia jadwal kontrol lagi ke RS Cisarua. Bahkan pengobatan parunya sudah dinyatakan selesai,” tutur Kepala Upt. Puskesmas Villa Pertiwi Sukamaju drg.Masrina

Kondisi pasien memang masih memprihatinkan, menurut drg Masrina, ada kemungkinan disebabkan sebagian paru parunya sudah rusak jadi dia sering merasa sesak.

” Itu sebabnya semalam kami mengevakuasinya ke rumah sakit Brimob, tindakan ini diambil lantaran pihak keluarga tak punya biaya untuk kontrol ke Cisarua,” tambahnya.

Saat ini masalah keuangan membuat keluarga pasien tercekik. Pengobatan di RSUD yang dilakukan dengan biaya mandiri lantaran terlambat mengurus bansos masih menyisakan hutang karena baru sebagian terbayar. Belum lagi kebutuhan oksigen yang cukup besar biayanya.

” Inilah yang pada akhirnya membuat saya berupaya menyampaikan permasalahan di media sosial dan berharap ada penggalangan dana untuk kebutuhan oksigen kakak saya. Saat ini saya sudah tidak bekerja bagksn motor pun kami tinggalkan ditempat oksigen untuk jaminan karena hutang kami disana sudah lebih dari Rp 7 juta. Selama ini keluarga tak bisa membantu hanya warga sekitar dan RT /RW yang membantu kami bahkan menguruskan KIS,” ujar Yohana sedih.

Terkait permasalah kebutuhan oksigen ini dr. Masrina berniat membicarakan lebih lanjut dengan pihak RT/ RW , kelurahan dan kecamatan mengenai langkah yang harus diambil.

Di lain pihak Ketua FKKS Kecamatan Cilodong Tadjudin berterima kasih untuk semua pihak yang telah mudah berkomunikasi dalam melacak dan penangan pasien bahkan berkoordinasi dengan Camat Pancoran mas, Dzikri Darmawan.

” Meskipun keluarga tersebut dari golongan ekonomi lemah dan BPJS nya lama tak terbayar, sebenarnya telah memiliki KIS utk berobat. Julio sebenarnya masih dalam pengawasan medis RS. Paru Gunawan Muhammad di Cisarua Bogor, bahkan setahun sebelumnya pernah menjadi pasien rujukan RSUD Depok, RS. Hermina, namun memang saat kami temui kondisinya amat kritis. Sehingga kami buka jalur komunikasi kesemua fihak. Selain itu karena ketidak fahaman keluarga tentang kartu KIS sehingga tak memakainya untuk berobat,” papar Tadjuddin.

Ia pun mengingatkan pentingnya warga melaporkan diri ke pengurus lingkungan saat pindah dan ceritakan juga jika ada yang sakit. ” Demikian pula para pemilik KIS harus tahu kartunya harus di update di faskes tempat dia mendaftar diri jadi peserta. Pengurus lingkungan, kader PKK, Karang Taruna, Pokja Sehat juga harus memberikan sosialisasi terkait penggunaan KIS tersebut, sehingga bisa memanfaatksnnya ,” pungkas Tadjuddin. (d’toro)

spot_imgspot_imgspot_img
tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
tribundepok.com