tribundepok.com – Peringatan Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober, tidak boleh hanya sekedar menjadi peringatan rutin belaka.” Ini harus bisa menjadi penyemangat kita semua untuk mengajak seluruh umat Islam mengembangkan pesantren di seluruh Indonesia, “ ujar Idris.
Menurutu Idris salah jika ada pendapat Hari Santri merupakan harinya NU karena bertepatan dengan Harlah NU harus diluruskan. “ Itu merupakan peringatan nasional. Itu hasil perbincangan Hidayar Nur Wahid dan Kyai Agil Siraj. Keduanya alumni Saudi, yang satu menimba ilmu di Madinah dan yang lainnya di Mekkah. Yang satu dari Muhammadiyah dan lainnya dari NU, lalu masuk PKS, ” ujar Idris.
Idris pun menambahkan, tadinya ada usulan hari santrri akan dijatuhkan pada 1 Muharam, namun dengan berbagai pertimbangan , tidak jadi . “ Pilihan pada tanggal 22 Oktober dengan pertimbangan dibarengkanan dengan resolusi jihad dari KH Hasyim Ashari, dari NU. Itu sebabnya sebagian orang mengklaim hari santri itu hari NU , padahal bukan, itu hari nasional,” paparnya.
Ini harus diperjelas, apalagi kalau sampai ada yang memfitnah PKS anti hari santri, itu tidak masuk akal karena hari santri adalah usulan Hidayat Nur Wahid ketua partai PKS di tahun 2014 di DPR. Tujuan yang disampaikanpun agar pesantren di Indonesia semakin maju dan berkembang. Bukan hanya untuk NU karena Muhammadiyah pun punya pesantren. “ Kalau saya bicara ini bukan mengunggulkan PKS tetapi sekedar meluruskan fakta . Agar tak ada lagi klaim atau yang salah faham ,” pungkas Idris. (toro)