tribundepok com – Direktur Operasional PT. Tirta Asasta Depok (Perseroda) Sudirman mengatakan alasan pembangunan water tank 10 juta liter di Jalan Janger Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok.
Sudirman menerangkan alasan pertama untuk meningkatkan pelayanan ke masyarakat, terutama pelanggan, kemudian pihaknya ada progran berkesinambungan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Legong ada peningkatan kapasitas, awalnya 620 liter per detik sekarang sudah menjadi 1300 liter per detik.
“Kalau dihitung-hitung untuk pelayanan di wilayah timur kita membutuhkan kurang lebih 37.000 M3 kalau di jutaan itu 37 juta liter penampungan yang dibutuhkan untuk melayani masyarakat di wilayah Timur ya baru wilayah timur di IPA legong,” kata Sudirman Jumat, 18 Agustus 2023.
Pihaknya juga mengalami kendala dalam pelayanan bila tandon air tidak dibangun.
“Jadi pada saat musim banjir kekeruhan yang mencapai di atas 3000 NTU (Nephelometric Turbidity Unit) ini pengolahan kami tidak bisa berproduksi,” jelasnya

Jika terjadi banjir sering dialami saat musim hujan bisa sampai 8 jam dan pelayanan bisa langsung terganggu, hal ini dikeluhkan pelanggan Tirta Asasta.
“Kenapa sih dari dulu sampai sekarang perusahaan sebesar PT Tirta Asasta tidak mampu mengatasi kendala seperti ini, ini yang menjadi tujuan pertama kami jadi peningkatan pelayanan jadi seolah-olah kita yang teknologi sudah banyak tapi tidak bisa mengatasi keluhan atau keterbatasan kita,” katanya.
Sehingga, kata dia, meningkatkan kontinuitas ini memang sudah menjadi standar pelayanan minimal PT. Tirta Asasta, sebab kinerja pengaliran harus 24 jam.
“Jadi kalau kurang dari 24 jam pengaliran itu kinerja kita dinyatakan tidak baik, seperti itu, itu ada auditnya yang dilakukan oleh BPKP,” katanya.
Kemudian, lanjut Dirman, pihaknya ada program karena cakupan pelayanan secara administrasi PT. Tirta Asasta baru 16 persen, sehingga punya rencana-rencana pengembangan.
“Idle capacity yang kita punya, yang kita bangun melalui peningkatan kapasitas IPA ini adalah memang rencana pengembangan,” lanjutnya.
Kemudian terkait dengan reservoir yang disediakan memiliki fungsi sebagai penampung nanti akan dialirkan ke reservoir distribusi, jadi untuk membantu detensi PT. Tirta Asasta.
“Jangan kalau ada gangguan kita setengah jam saja sudah habis air kita, kalau ini bisa membantu baru 6 jam yang 10.000 meter kubik ini baru 6 jam,” ujarnya.
Terkait teknisnya, kekhawatiran warga water tank akan pecah sebenarnya sudah dalam mitigasi risiko, baik dari pabrikan water tank maupun konsultan perencana.
“Jadi beban air dan beban material sudah dihitung,” kata Dirman.
Setelah diuji untuk spek water tank melebihi batas beban yang diizinkan, artinya tandon air raksasa tersebut lebih aman.
“Itu secara water tank nya,” jelas Dirman.
Kemudian, lanjut Dirman, kekhawatiran warga terkait struktur ia juga sudah menjelaskan ke majelis hakim PTUN Bandung yang sidang lapangan hari ini, struktur yang dibuat sudah aman.
“Kalau kita analogikan, kalau kita lagi tidur rumah kita ambruk itu gimana, seperti itu, jadi sebenarnya juga kita tidak mendesain untuk itu ambruk atau untuk itu break,” jelas Dirman.
Selanjutnya umur teknis water tank ini 30 tahun, kemudian pihaknya juga mendapat garansi 10 tahun untuk water tank, sedangkan maintenace didampingi pabrikan selama setahun jika sudah beroperasi.
“Saat ini memang untuk water tank ini saya sudah melakukan juga sebenarnya ke warga terkait penjelasan teknis dan kenapa jigabkita belum juga operasionalkan,” terangnya.
Pihaknya baru akan operasikan water tank jika sudah benar-benar aman, karena masih ada program-program lain, seperti membuat pagar di sekeliling lahan yang jika ada kejadian tidak diinginkan dampaknya tidak ke mana-mana.
“Kemudian juga nanti kalau kita lihat kondisi sekarang itu kan seperti belum terurus, itu kita ada lanskapingnya, itu secara program,” katanya.
Terkait masalah yang dikeluhankan warga itu soal perizinan, menurutnya hal tersebut sudah dilakukan, baik izin tetangga dan sosialisasikan.tegas Sudirman.( JK )