tribundepok.com – Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), diminta tidak tinggal diam dalam menghadapi banjir yang sering melanda Kota Depok dan Bekasi saat musim penghujan. Ingrid Kansil, Calon Legislatif DPR RI dari Partai Demokrat Dapil Kota Depok dan Bekasi, menekankan perlunya penanganan yang komprehensif dari hulu hingga hilir di wilayah Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang.
“Ini bukan hanya masalah Jakarta, tapi perlu pendekatan komprehensif dari hulu sampai hilir,” ungkap Ingrid pada Ahad (07/01/2024), sambil menyoroti sungai-sungai krusial seperti Ciliwung, Pesanggrahan, Grogol, Sunter, Cipinang, Baru Barat, Baru Timur, Mookervart, dan Bekasi yang perlu mendapat perhatian serius.

Menurut Ingrid, pembangunan masif di Jakarta tanpa melibatkan daerah penyangga menjadi salah satu penyebab banjir di beberapa kawasan Depok dan Bekasi. Wakil Sekjen Partai Demokrat ini menegaskan pentingnya kerjasama antara Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi DKJ, serta Pemkot Depok dan Bekasi untuk membangun sistem drainase terintegrasi.
Dengan masalah banjir yang melibatkan ketidakseimbangan drainase dan pembangunan yang kurang terkoordinasi, Ingrid menyoroti perluasan kerjasama antara Kementerian PUPR, Pemkot Depok, dan Bekasi dalam melakukan normalisasi sungai-sungai dan situ-situ di wilayah tersebut. Ini mencakup upaya membangun ekosistem yang baik, memperbaiki aliran sungai, penghijauan, serta penanganan masalah sampah.
“Ini tentang membangun ekosistem yang baik, pengelolaan sungai, dan penanganan sampah,” terang Ingrid, yang juga Ketua Umum Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia.
Dalam upayanya mengatasi banjir, Ingrid mengingatkan bahwa kerendahan hati dari Pemerintah Pusat maupun daerah adalah kunci, dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menyoroti perlunya kolaborasi multi-sektoral. Menteri Basuki menekankan pentingnya transformasi visi bersama untuk menyelesaikan masalah banjir secara berkelanjutan.
Kementerian PUPR sendiri telah merencanakan pembangunan bendungan di bagian hulu, seperti Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, serta Sudetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur di bagian hilir. Harapannya, proyek-proyek ini dapat mengurangi dampak banjir hingga 21% di Pintu Air Manggarai.
Sebagai penutup, Ingrid menekankan perlunya kebersamaan dan kolaborasi dalam menangani permasalahan banjir di Jabodetabek, menciptakan ‘Peran dan Tanggung Jawab Bersama’ untuk mengatasi tantangan ini.( Joko Warihnyo )
