tribundepok.com — Pekan Kebudayaan Lebaran Depok 2025 kembali menjadi etalase kebhinekaan budaya Nusantara. Di antara gegap gempita seni Betawi sebagai tuan rumah, tampil mencolok satu komunitas yang menebarkan warna berbeda namun menyatu harmonis: Ikatan Keluarga Gunung Kidul (IKG). Komunitas perantau asal Yogyakarta ini hadir dengan kekuatan 130 anggota, membawakan seni karawitan dan reog yang memesona ribuan pengunjung di Alun-Alun Timur Grand Depok City (GDC), Kecamatan Cilodong.
Penampilan IKG bukan sekadar hiburan. Dengan busana adat warna-warni, irama gamelan yang membuai, serta semangat yang membuncah, mereka menyampaikan pesan kuat, di mana pun tanah dipijak, budaya harus dijunjung.
Mengusung tema “Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung”, IKG menegaskan komitmennya untuk menjunjung tinggi budaya lokal Depok, sembari tetap merawat akar budaya mereka sendiri dari tanah kelahiran.
“Depok Rumah Kami, Budaya Gunung Kidul Jiwa Kami”
Ketua IKG, Prayitno, menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kota Depok atas kesempatan yang diberikan bagi komunitasnya untuk tampil dan berekspresi di panggung budaya sebesar Lebaran Depok.
“Bagi kami, ini bukan sekadar tampil. Ini adalah bagian dari merawat jati diri, memperkenalkan warisan budaya kepada generasi muda, dan menyatu dalam kebersamaan masyarakat multikultur Depok,” ungkap Prayitno Sabtu ( 17/5/2025)
Ia mengaku bangga melihat bagaimana berbagai komunitas budaya dari penjuru Indonesia dapat tampil berdampingan tanpa sekat. “Semangat kolaboratif yang terbangun di Lebaran Depok ini luar biasa. Kita semua punya perbedaan, tapi justru itulah kekuatan kita,” lanjutnya.
Lebaran Depok: Simfoni Budaya dalam Bingkai Persatuan
Tahun ini, Lebaran Depok benar-benar menghadirkan miniatur Indonesia. Tak hanya dari Gunung Kidul, gelaran budaya ini juga diramaikan oleh penampilan tradisi dari berbagai etnis. Ada Kuda Lumping yang menghentak, Ki Lengser dari tanah Sunda yang penuh wibawa, Barongsai dari komunitas Tionghoa yang energik, hingga Ogoh-ogoh Bali yang dramatis dan simbolik.
Tak hanya pertunjukan, parade busana adat dari seluruh nusantara juga menambah warna: dari Sulawesi yang eksotis, Nusa Tenggara Barat yang anggun, hingga Papua yang megah dan penuh simbol makna. Semua tampil dalam harmoni, menyatukan perbedaan dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Depok : Kota Inklusif, Rumah Bagi Semua
Kehadiran IKG dalam Lebaran Depok membuktikan bahwa Depok bukan hanya tempat tinggal, tapi juga rumah bersama bagi keberagaman. Kota ini memberi ruang ekspresi yang adil bagi komunitas mana pun yang tinggal, berkarya, dan ingin turut membangun.
“Lewat budaya, kita tak hanya mengenang masa lalu, tapi membentuk masa depan yang lebih inklusif, toleran, dan bersatu. Semoga semangat seperti ini terus tumbuh di Depok,” harap Prayitno, mewakili semangat komunitasnya.
Tradisi sebagai Pilar Kota Berkarakter
Lebaran Depok 2025 bukan sekadar festival budaya tahunan, tapi juga cermin karakter Kota Depok. Sebuah refleksi sosial yang menunjukkan pentingnya gotong royong, penghargaan terhadap keberagaman, serta pelestarian nilai-nilai luhur dalam kehidupan masyarakat urban.
Dengan kolaborasi lintas komunitas, partisipasi aktif warga, dan dukungan dari pemerintah daerah, Lebaran Depok menjadi bukti nyata bahwa kebudayaan bukan barang usang tetapi fondasi masa depan yang lebih kuat dan berkarakter.***
Editor : Joko Warihnyo