tribundepok.com – Cukup lama malang melintang sebagai wartawan di Metro tv, Lativi dan Tv One membuatnya sadar betul akan kondisi politik di negara ini. Romy Bareno İlyas. Penyuka olahraga ini punya perhatian khusus pada olahraga tradisional İndonesia dan aktif mendukung berbagai kegiatan Portina (Persatuan Olahraga Tradisional İndonesia) Kota Depok. ” Olahraga tradisional Indonesia cukup banyak, selain jadi kekayaan budaya , kita harus merangkul generasi muda kita untuk menggenal dan memainkannya bukan sekedar melestarikannya tapi juga mencegah anak anak kita terkungkung oleh gadget dan kurang bersosialisasi,” ujarnya.

Calon legislatif DPR-RI dari partai Partai Amanat Nasional (PAN) daerah pemilihan Jawa Barat VI, Romy Bareno yang memilliki nomor urut ke tiga ini berharap dirinya bisa menjadi bagian dalam memperbaiki sistem demi kesejahteraan rakyat. ” Ya target saya memang jangka panjang bukan jangka pendek , target saya memperbaiki sistem demi kesejahteraan rakyat. Kita lihat banyak kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Apapun komisi nya setiap ianggota dewan itu kan harus membawa aspirasi warga ke pusat. Menggodok permasalahan internal fraksi untuk diperjuangkan. Memang sudah dilakukan, tapi entah kenapa ketika suatu kebijakan ada kendala atau dikritisi rakyat, dewan seolah tutup mata tak mau ada kritik atau perbaikan dari kebijakan pemerintah tersebut,” kilahnya.
Romy Bareno pun mencontohkan masalah zonasi sekolah. Dengan kondisi jumlah sekolah yang tidak merata di setiap wilayah maka timbul permasalahan.
” Ketika sudah menjadi dewan kan ada rapat internal fraksi, saat rapat itu kan bisa diperjuangkan misalnya soal zonasi sekolah harusnya ada yang memperjuangkan, tapi kalo dewannya gak pernah ngobrol ya nggak ada yang bawa permasalahan tersebut. Mungkin takut mengkritisi atau merubah . Apa semua kebijakan yang digelontorkan sudah pasti benar?! ” Romy mempertanyakan.
Romy, putra wartawan senior dan presiden ILC Karni Ilyas ini meyakini jika ingin mencapai tujuannya ia harus fokus pada pemenangan caleg.
” Saya berusaha untuk mendengarkan berbagai macam persoalan di masyarakat yang ingin disampaikan ke pemerintah. Sesuatu yang jadi aspirasi mereka. Karena saya juga belum tahu jika jadi anggota legislatif akan ditempatkan di komisi berapa. Karena yang terjadi sekarang anggota komisi tidak selalu disesuaikan dengan background,” ujar Romy yang pendidikan terakhirnya S2 Media Management di Universitas Westminster di Inggris. Tak hanya itu dia juga menempuh studi S1 di Political Science Ohio State University.
Tapi menurut pengamatannya di lapangan, sistem demokrasi kita yg sekarang memang tidak selalu disesuaikan dengan background.
“Dulu pemilu itu milih partai lalu jumlahnya berapa lalu tinggal cocokkan kader nya cocok di komisi mana, kalau sekarang misalnya numpuk sarjana ekonomi , komisi perekonomian ya nggak nampung akhirnya terlempar pada komisi agama, olahraga dan lainnya jadi gak sesuai dengan background nya. Jadi tergantung perebutan kuota di dalam. Untuk itu calon anggota legislatif harus siap dan mampu memperjuangkan rakyat di komisi manapun,” pungkasnya. (d’toro)