Tribundepok.com– Dari sekadar nongkrong santai, sekelompok anak muda di Kelurahan Beji berhasil melahirkan sebuah gerakan kreatif yang kini menjelma menjadi wadah besar bagi generasi muda. Berawal dari ide sederhana saat kumpul bersama di lingkungan Beji, para pemuda ini menginisiasi kegiatan positif yang kini dikenal dengan nama “Hajatan 13 Beji” sebuah ajang ekspresi, kolaborasi, dan kebangkitan kreativitas lokal.
Setelah sukses dengan acara Keriaan Beji, para pemuda ini melangkah lebih jauh. Di bawah koordinasi Riza, mereka membentuk KOMPAK (Komunitas Pemuda Kreatif) Depok), yang fokus pada pemberdayaan usaha mikro, pertanian kota, dan pengelolaan sampah lingkungan. Dari komunitas inilah lahir semangat baru untuk menghidupkan Beji sebagai pusat kreativitas anak muda Depok.
Pada Minggu, 9 November 2025, Lapangan Serbaguna di Jalan Komodo berubah menjadi ruang penuh warna. Musik, tarian, dan budaya tradisional berpadu dengan semangat anak muda yang ingin menampilkan potensi terbaik wilayahnya.
Acara Hajatan 13 Beji menampilkan ragam pertunjukan seni mulai dari tarian tradisional Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Borneo, serta sentuhan seni kontemporer dan modern dari Sanggar Ayodyapala.
Tak hanya menjadi ajang hiburan, kegiatan ini juga dirancang untuk menggerakkan ekonomi lokal. Lapak-lapak usaha mikro dari warga Beji turut meramaikan acara, menampilkan produk kuliner, kerajinan tangan, hingga hasil pertanian perkotaan.
Hajatan 13 Beji turut dihadiri oleh Anggota DPRD Kota Depok, TM Yusufsyah Putra, yang akrab disapa Bang Putra. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya peran generasi muda Beji dalam menggerakkan pembangunan sosial dan ekonomi kota.
“Salah satu bonus demografi terbesar di Kota Depok ada di wilayah Beji. Ini adalah anugerah. Saya mengapresiasi RT, RW, dan tokoh wilayah yang berhasil membina para remaja hingga mampu mengembangkan potensi positif seperti acara Hajatan 13 Beji,” ujar Bang Putra di sela kegiatan.
Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Beji yang juga menjabat sebagai Plt. Lurah Beji, menyoroti kontribusi kaum muda terhadap ekonomi mikro.
“Ujung tombak perekonomian kota ada di tangan usaha mikro. Saya sangat mengapresiasi generasi muda Beji yang terus menjalin kemitraan dengan pelaku UMKM dalam setiap kegiatannya,” katanya.
Acara ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari Viberlink yang menyediakan akses internet cepat, Sosro, Diplomasi Kopi, Tatanata Studio, Brodie Talkie, Hiko Studio, Blue Parking, hingga Karang Taruna Kelurahan Beji dan Karang Taruna Kota Depok. Dukungan lintas sektor ini menunjukkan kuatnya kolaborasi antara pemuda, pemerintah, dan pelaku usaha lokal.
Riza, selaku Ketua Pelaksana, menegaskan bahwa Hajatan 13 Beji bukan sekadar acara tahunan, melainkan gerakan kultural dan sosial untuk menyatukan energi anak muda Depok.
“Hajatan 13 Beji 2025 adalah upaya untuk menyatukan seluruh potensi muda yang banyak terserak di Kota Depok. Kami berharap ini bisa menjadi agenda tahunan Beji, bersinergi dengan Keriaan Beji dan agenda kebudayaan kota lainnya,” ujarnya penuh semangat.
Melalui Hajatan 13 Beji, para pemuda Beji membuktikan bahwa gerakan sosial tak harus lahir dari ruang formal. Dari nongkrong santai, mereka menjadikan kreativitas sebagai kekuatan untuk membangun komunitas yang mandiri, peduli lingkungan, dan berdaya ekonomi.
Kini, Beji tak hanya dikenal sebagai kawasan pendidikan dan hunian padat penduduk, tetapi juga sebagai pusat lahirnya ide-ide muda yang menghidupkan denyut budaya dan kreativitas Kota Depok. (Joko Warihnyo)
