tribundepok.com – Dalam rangka HUT Warkaban ( Warga Kabupaten Bantul) ke 42 sekaligus melestarikan budaya , Sabtu, (21/10/23) digelar Wayang Kulit dengan lakon Kresno Duto bersama dalang Ki Catur Benyek Kuncoro.
Pagelaran wayang yang cukup meriah ini berlangsung di Balai Rakyat Depok ll Sukmajawa Nampak hadir Eko Herwiyanto , Kadisporyata Kota Depok, Wiyana, Camat Sukmajaya, Bambang Eko, Camat Cilodong, , Prof Didi Achmadi, Ketua Paguyuban Jawa Depok, Rektor Unindra Pròf Sumaryoto , Markiyat Berlian, ketua AIKD dan lainnya. Bahkan ada undangan khusus yakni Bupati Bantul yang diwakili istrinya Aini Maesuroh Abdul Halim, dan Sekda DIY diwakili Sekretaris Dinas Kebudayaan.
Kadispoyata Eko Herwiyanto mengucapkan selamat ulang tahun ke 42 dan kedepannya Warkaban semakin guyub, kompak juga ikut memberi warna Kota Depok.
” Dengan adanya paguyuban seperti ini bisa saling bertukar informasi, saling berbagi hal positif dan berkontribusi terhadap pembangunan kota Depok karena anggotanya tinggal di sini,” ujar Eko berharap.
Ketua AIKD , Markiyat yang juga aktif di Paguyuban Jawa Depok , menyambut positif kegiatan HUT 42 Warkaban , yang merupakan rekan rekan dari Bantul.
” Apalagi perayaan HUT Warkaban ini untuk ikut melestarikan nilai – nilai budaya yang luhur sehingga generasi muda kita tetap terjaga komunikasi dan silaturahim nya dengan para senior dan para seniman.,” ujarnya mengapresiasi.
Markiyat berharap ini bisa jadi kegiatan rutin agar wayangan atau budaya ini bisa tetap terjaga.
Sementara itu Sigit Mustofa Nurdin , ketua panitia HUT Warkaban ke 42 mengakui wayang merupakan suatu tradisi.di ulang tahun Warkaban Sengaja di isi dengan kegiatan seni budaya ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Jawa khususnya wayang ini agar menasional .
” Lakon Kresno Duto menceritakan awal dari lakon perang Baratayudha, perang antar keburukan melawan kebaikan di dalamnya digambarkan tanggungjawab dan kewajiban Prabu Kresna, pendamping Pandawa yang harus bernegosiasi meminta kembali kerajaan Astina. Ya banyak pesan moral lah di dalam wayang,” ujar Sigit menutup pembicaraan. ( d’toro )