tribundepok com— Sejak resmi menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat pada 20 Februari 2025, Dedi Mulyadi langsung menyedot perhatian publik lewat rangkaian kebijakan tegas, cepat, dan penuh terobosan. Tak hanya warga Jawa Barat yang mengapresiasi langkah-langkahnya, tapi bahkan warga dari daerah tetangga seperti Jawa Timur mulai bergurau serius, menyatakan keinginan untuk “menukar” gubernurnya Khofifah Indar Parawansa dengan Dedi Mulyadi.
“Kalau bisa tukaran gubernur, kami Bu Khofifah Indar Parawansa ke Jawa Barat dan Pak Dedi Mulyadi jadi gubernur Jawa Timur,” ujar salah satu netizen dalam komentar viral yang ramai dibagikan di media sosial.Kamis ( 17/4/2025)
Pernyataan bernada gurauan itu nyatanya mencerminkan kekaguman terhadap sepak terjang pria kelahiran Subang tersebut. Dalam waktu singkat, ia menunjukkan gaya kepemimpinan yang progresif dan blak-blakan membuatnya kian dijuluki sebagai “Gubernur Rakyat”.
Tak sedikit warganet yang mulai menyuarakan harapan lebih besar Dedi Mulyadi maju dalam Pilpres 2029. Rekam jejak, kedekatan dengan rakyat, hingga sikapnya yang lugas dianggap sebagai kualitas langka di antara kepala daerah saat ini.
Berikut sederet gebrakan fenomenal Dedi Mulyadi sejak memimpin Provinsi Jawa Barat :
1. Efisiensi Anggaran, Hentikan Foya-Foya Pemerintah
Mendukung visi Presiden Prabowo Subianto soal efisiensi belanja negara, Dedi langsung menghentikan perjalanan dinas yang tak perlu, rapat di hotel mewah, dan berbagai seremoni yang menghambur-hamburkan anggaran.
2. Normalisasi Sungai dan Penanggulangan Banjir
Ia tancap gas menggalakkan normalisasi sungai di wilayah rawan banjir. Salah satu aksi ikoniknya adalah turun langsung mengawasi pembongkaran bangunan liar di bantaran Sungai Bekasi.
3. Membangun 1.000 Rumah Apung
Mengatasi dampak banjir dengan solusi inovatif, Pemprov Jabar menyiapkan anggaran Rp500 miliar untuk membangun rumah apung bagi warga yang tinggal di zona rawan banjir.
4. Menghapus Tunggakan Pajak Kendaraan
Kebijakan populis yang sangat disambut antusias: penghapusan tunggakan pajak kendaraan bermotor roda dua dan empat, berlaku dari 25 Maret hingga 6 Juni 2025.
5. Larang Study Tour, Copot Kepsek Bandel
Di hari pertama kerja, Dedi langsung memecat Kepala Sekolah SMAN 6 Depok karena nekat mengadakan study tour ke luar kota, padahal sudah ada larangan.
6. Satgas Anti-Premanisme
Menggandeng TNI-Polri, ia membentuk Satgas Anti-Premanisme yang sigap menjaga ketertiban, terutama di kawasan rawan pungli dan kriminalitas.
7. Tunjangan Rp3 Juta untuk Pengemudi Ojek, Becak, dan Delman
Dalam momen Lebaran, Dedi memberikan bantuan Rp3 juta bagi para pengemudi nonmotor agar tidak beroperasi selama arus mudik, sekaligus menjaga keselamatan dan ketertiban lalu lintas.
8. Targetkan 3.000 Kelas Baru dan Perbaikan Jalan Rusak
Dedi Mulyadi menargetkan pembangunan lebih dari 3.000 ruang kelas baru serta percepatan perbaikan jalan-jalan rusak sebagai prioritas pendidikan dan infrastruktur.
9. Gagasan Wajib Militer untuk Pelajar
Gubernur Dedi menggagas program wajib militer ringan bagi siswa sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan, karakter, dan nasionalisme generasi muda.
10. Penataan Tata Ruang dan Larangan Alih Fungsi Lahan
Ia menyatakan akan merevisi Undang-Undang Tata Ruang dalam setahun dan melarang alih fungsi hutan, perkebunan, dan persawahan di kawasan Puncak Bogor yang selama ini berubah menjadi kawasan komersial.
11. Larangan Siswa Bawa Motor ke Sekolah
Untuk menjaga keselamatan pelajar dan mendidik rasa tanggung jawab, ia melarang siswa yang belum cukup umur membawa motor ke sekolah. Sanksi tegas akan dijatuhkan pada pelanggar, bahkan hingga dikeluarkan dari sekolah.
Dedi Mulyadi dan Magnet Politik Nasional
Gebrakan Dedi tidak hanya menyentuh sisi teknokratis, tapi juga emosional rakyat. Sosoknya yang sederhana, komunikatif, dan dekat dengan masyarakat membuatnya menonjol dibanding banyak pejabat lainnya.
Bagi sebagian masyarakat Jawa Timur, ketegasan dan inovasi ala Dedi Mulyadi menjadi standar baru dalam memimpin. Tak heran jika candaan “tukar gubernur” menjelma jadi aspirasi tersirat mengingat pemimpin seperti Dedi semakin langka di tengah arus birokrasi yang lamban dan jauh dari rakyat.***
Editor : Joko Warihnyo