tribundepok.com – Indonesia, yang dianugerahi kekayaan alam perairan, kini tengah menggali potensi besar biomassa alga untuk menjadi sumber bahan kimia melalui kerjasama antara Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI), Pemerintah, dan mitra industri. Alga, dengan kemiripan fungsi tumbuhan, dapat menjadi aset berharga melalui fotosintesis, menangkap karbon dioksida (CO2), dan sinar matahari.
Departemen Teknik Kimia (DTK) FT UI menjadi garda terdepan dalam riset dan pengembangan mikroalga. Dalam upaya terus-menerus untuk meningkatkan nilai tambah komoditas alga, DTK FT UI menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Looking Up the Potential of Chemical Products from Plant-Based Resources for the National Industry Sustainability.”
Riset dan pengembangan mikroalga diarahkan pada transformasi biomassa mikroalga menjadi produk lain, ekstraksi bahan aktif, dan dekarbonisasi melalui penangkapan CO2 oleh mikroalga. Dr. Dianursanti, Ketua Tim Kajian Makroalga dan Mikroalga DTK FT UI, menyatakan, “Mikroalga, yang hidup di perairan dan bergantung pada fotosintesis, menjadi fokus pengembangan utama di Indonesia.”ujarnya Kamis ( 28/12/2023)
Dekan FT UI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, menekankan bahwa pemanfaatan mikroalga di Indonesia telah melampaui ranah penelitian. Beberapa perusahaan lokal telah berhasil membudidayakan dan mentransformasikan mikroalga menjadi barang konsumsi dengan nilai ekonomi yang kompetitif.
Namun, ditemukan bahwa sejumlah bahan kimia terkait farmasetikal, nutrasetikal, kosmetik, dan uji laboratorium masih diimpor, menyebabkan biaya impor yang tinggi. Sinergi antara pelaku riset, Pemerintah, dan industri menjadi krusial untuk mempercepat implementasi pengembangan produksi bahan kimia dari alga di dalam negeri.
FGD yang diselenggarakan di Balai Apung Perpustakaan Pusat Kampus UI pada 8 Desember 2023 ini melibatkan perwakilan tim Kajian Makroalga dan Mikroalga DTK FT UI, Pemerintah dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), serta mitra industri seperti PT Pertamina (Persero), PT Dipa Puspa Labsains, PT Nutrifood Indonesia, PT IMCD, dan PT Paragon Technology and Innovation. Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan impor dan mempercepat pengembangan industri bahan kimia berbasis alga di Indonesia.( Joko Warihnyo )