tribundepok com – Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, mengungkapkan permohonan maafnya kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kasus korupsi yang melibatkan sejumlah pejabat Pertamina terkait impor bahan bakar minyak (BBM). Kasus yang sedang ditangani oleh Kejaksaan Agung ini tentunya memberikan dampak besar bagi kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan energi milik negara ini.
Dalam sebuah jumpa pers Senin (3/3/2025), Simon mengakui bahwa insiden tersebut merupakan ujian besar bagi perusahaan. Namun, dia menegaskan bahwa Pertamina akan terus berupaya keras untuk menjaga dan memulihkan kepercayaan publik. “Saya, Simon Aloysius Mantiri, sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir ini,” ujarnya dengan penuh penyesalan.
Menurut Simon, PT Pertamina telah beroperasi selama 67 tahun dengan komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik di bidang energi kepada masyarakat Indonesia. Namun, dia juga tidak menampik bahwa beberapa insiden, seperti yang terjadi baru-baru ini, telah melukai hati rakyat.
“Meski begitu, kami juga mengakui bahwa ada beberapa hal yang dilakukan Pertamina yang telah melukai hati rakyat. Oleh karena itu, kami berjanji untuk terus membenahi diri agar dapat memenuhi harapan dan keinginan rakyat,” tambah Simon.
Meskipun sedang menghadapi tantangan besar, Simon menekankan bahwa masih banyak pegawai Pertamina yang baik dan berintegritas. “Kami ingin menegaskan bahwa masih banyak pegawai Pertamina yang berjiwa Merah Putih, yang setiap hari bekerja dengan sepenuh hati untuk kepentingan bangsa dan negara,” tegas Simon. Ia menjelaskan bahwa pihaknya bersama para insan Pertamina lainnya akan terus berkomitmen untuk membenahi segala hal yang perlu diperbaiki dalam perusahaan.
Sebagai bagian dari upaya pemulihan, Pertamina telah membentuk Tim Crisis Center yang akan mengevaluasi dan memeriksa seluruh proses bisnis, terutama di aspek operasional perusahaan. Simon menambahkan, tim ini bertujuan untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung telah menangkap sembilan orang yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi yang melibatkan tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina periode 2018-2023. Enam di antaranya adalah pejabat dari PT Pertamina Patra Niaga, anak perusahaan Pertamina. Kasus ini mencuat setelah adanya dugaan pengaturan dalam Rapat Optimasi Hilir (OH), yang menyebabkan produksi kilang dikondisikan untuk tidak maksimal, sehingga meningkatkan ketergantungan pada impor BBM.
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejaksaan Agung, Abdul Qohar, menjelaskan bahwa para pejabat Pertamina yang terlibat diduga melakukan pemufakatan jahat dalam proses pengadaan impor minyak mentah dan produk kilang. Mereka disebut-sebut mengatur agar pemenangan broker dilakukan dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Salah satu kasus yang mencuat adalah mengenai pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga yang diduga dipalsukan.
Riva Siahaan, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, disebut terlibat dalam penyelewengan pembelian minyak. Dalam pengadaan produk kilang, Riva Siahaan dikatakan melakukan pembelian untuk jenis RON 92 (Pertamax), namun yang sebenarnya dibeli adalah RON 90 (Pertalite), yang kemudian dicampur (blending) di storage atau depo untuk menjadi RON 92. Abdul Qohar menegaskan bahwa tindakan tersebut jelas tidak diperbolehkan karena telah melanggar ketentuan yang berlaku.
Meskipun kasus ini mengindikasikan adanya penyimpangan yang dilakukan oleh segelintir oknum di dalam Pertamina, Simon Aloysius Mantiri menekankan bahwa ini tidak mencerminkan keseluruhan kinerja perusahaan.
“Kami akan terus memperbaiki diri, meningkatkan sistem pengawasan internal, dan memastikan semua lini operasional berjalan sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas,” ujar Simon.
Ke depan, PT Pertamina berkomitmen untuk tidak hanya mengatasi masalah yang ada, tetapi juga memperkuat sistem internal guna mencegah terjadinya kejadian serupa. Simon menegaskan bahwa pihaknya akan terus bekerja keras untuk memulihkan kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa Pertamina tetap memberikan layanan terbaik kepada seluruh rakyat Indonesia.
Dengan langkah-langkah tersebut, Pertamina berharap dapat membuktikan bahwa meskipun ada oknum yang terlibat dalam kasus korupsi, masih banyak pegawai dan insan di Pertamina yang berdedikasi tinggi untuk kemajuan bangsa dan negara.( Joko Warihnyo )