tribundepok.com – Massa dari Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, untuk mendesak penyelesaian kasus dugaan mark up dalam pengadaan lahan untuk pembangunan Kolam Retensi di Simpang Bandara Jalan Srijaya, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang.
Kasus ini kembali mencuat setelah KAKI mengungkap adanya dugaan manipulasi harga dalam pembelian lahan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang. Firman, Koordinator aksi, menyatakan bahwa kasus ini adalah masalah besar yang harus segera diselesaikan.
“Kepolisian Republik Indonesia harus segera menuntaskan kasus ini dan membawa pejabat-pejabat yang diduga melakukan kongkalingkong dalam pengadaan lahan proyek ini,” kata pada wartawan Firman Kamis 16 Mei 2024
Menurut Firman, ada ketidakwajaran dalam harga pembelian lahan yang dilakukan Pemkot Palembang.
“Tanah yang NJOP-nya hanya Rp.55.000 per meter persegi dan harga pasaran di kisaran Rp.250.000 per meter persegi dibeli oleh Pemkot dengan harga Rp.995.000 per meter persegi,” ungkap Firman.
Dalam pengadaan lahan seluas 40.000 meter persegi ini, Pemkot Palembang membayar hampir Rp. 40 miliar, padahal jika berdasarkan harga pasaran, seharusnya hanya sekitar Rp.10 miliar. “Artinya ada mark up hampir Rp.30 miliar yang diduga dinikmati oleh para oknum pejabat di Kota Palembang,” tambahnya.
Pejabat yang diduga terlibat dalam kasus ini adalah Walikota Palembang Harno Joyo, Kepala Dinas PUPR Akhmad Bastari, dan Ketua TPAD Ratu Dewa. Ketiga pejabat ini dinilai oleh KAKI sebagai pihak yang bertanggung jawab atas dugaan mark up proyek pengadaan lahan Kolam Retensi Simpang Bandara Kebun Bunga, Palembang.
“Maka itu hari ini kami datang ke Mabes Polri untuk melakukan aksi unjuk rasa damai meminta pihak Kepolisian segera menangkap para pelaku mark up ini.
Hari ini kami juga melaporkan secara resmi kasus ini ke Mabes Polri. Kami masyarakat mendukung upaya penegak hukum untuk melakukan tindakan yang lebih represif terhadap kasus-kasus korupsi,” tegas Firman.
Aksi yang dimulai sejak pagi hari ini diwarnai dengan orasi dari berbagai perwakilan, termasuk Koordinator Lapangan KAKI Supardi Pardong dan perwakilan mahasiswa dari Universitas Islam Djakarta, M. Khalil Fadiga.
Dalam orasinya, Fadiga menyatakan harapannya agar Kepolisian tidak ragu mengungkap kasus ini. “Ini kasus sangat terang benderang, benang merahnya mudah dirunut. Jika Mabes Polri tidak segera melakukan upaya yang konkret, kami akan datang kembali, bila perlu menginap di sini hingga kasus ini ditangani secara serius,” tegas Fadiga.
Aksi yang berakhir hingga pukul 11.00 WIB ini berlangsung dengan damai namun penuh semangat, menuntut keadilan dan penegakan hukum tanpa pandang bulu. Masyarakat berharap agar kasus ini segera ditindaklanjuti demi mencegah kerugian negara yang lebih besar dan menjaga integritas pejabat publik.( Pardong )