tribundepok.com – “Assalamualaikum Baitullah” yang telah resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 17 Juli 2025 merupakan drama emosional yang mengangkat tema keikhlasan, ketegaran, dan cahaya setelah gelap tanpa perlu suara.
Film yang di produksi VMS Studio ini dibintangi oleh jajaran pemain hebat seperti Michelle Ziudith, Arbani Yasiz, Miqdad Addausy, Ummi Quary, Maudy Koesnaedi, dan Vonny Anggraini.
Film ini diangkat dari novel karya penulis best seller Asma Nadia yang berkisah tentang Amel yang diperankan Michelle Ziudith yang hidupnya tiba-tiba runtuh karena pengkhianatan dan kehilangan orang tercinta.
Dalam keputusasaan, ia memulai perjalanan spiritual ke Tanah Suci hingga membawanya kembali kepada Tuhan, dirinya sendiri, dan tujuan hidup yang baru.
Tapi bukan hanya kisah Amira yang membuat hati terguncang, karakter Amel, yang tak lain adalah orang yang ada di dekat Amira, juga menjadi sorotan, dimana sosok perempuan yang tidak banyak bicara, tetapi menyimpan luka dan keikhlasan yang dalam.
Lewat kekuatan doa, dukungan sesama perempuan, dan keberanian untuk memulai dari awal, ia membuktikan bahwa luka bisa menjadi pintu menuju kebangkitan.
Film ini bukan sekadar drama rumah tangga, tapi sebuah cermin bagi banyak perempuan. Ia mengajak kita bertanya ketika tak dipilih oleh manusia, masihkah kita percaya bahwa pilihan Tuhan adalah yang terbaik?
Film Assalamualaikum Baitullah berkisah tentang sosok Amel, seorang influencer Islami yang dikenal baik, santun, dan penuh keikhlasan, tapi siapa sangka, perempuan yang baik seperti Amel pernah merasakan pahitnya menjadi pilihan kedua?
Dalam film tersebut di kisahkan tentang Amel yang dijodohkan dengan Barra yang diperankan Arbani Yasiz sosok pria yang diam-diam ia kagumi, namun takdir berkata lain.
Hatinya harus kuat menerima bahwa ia hanyalah menjadi pilihan kedua, tetapi justru di sinilah kekuatan Amel terlihat di dalam diam, ia memilih untuk pasrah dan tetap percaya bahwa keputusan Allah tak pernah salah.
Karakter Amel yang begitu dekat dengan realita banyak perempuan masa kini, mereka yang sudah memberi segalanya, tapi tetap tidak dipilih. Mereka yang hatinya tulus, namun harus menerima jalan yang menyakitkan.
Melalui perannya, Tissa Biani berhasil membawa nuansa luka, harapan, dan keteguhan dalam satu tarikan napas.
“Saya sempat terdiam lama saat membaca naskahnya. Rasanya relate banget dengan perempuan-perempuan di luar sana yang pernah merasa tidak cukup hanya karena tidak dipilih,” ungkap Tissa di hadapan media.
Film ini bukan sekadar drama rumah tangga, tapi juga sebuah cermin bagi banyak perempuan. Ia mengajak kita bertanya ketika tak dipilih oleh manusia, masihkah kita percaya bahwa pilihan Tuhan adalah yang terbaik? (koes)