tribundepok.com – Ketua DPC Gerindra Kota Depok, Pradi Supriatna, memberikan apresiasi atas program inovatif Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang menggagas Lomba Pembangunan Desa dan Kelurahan se-Jawa Barat. Dengan total hadiah yang kini meningkat menjadi Rp9 miliar, ajang ini dinilai sebagai terobosan nyata untuk mendorong percepatan pembangunan berbasis wilayah.
Program ini akan berlangsung mulai Agustus hingga Desember 2025, menyasar pembenahan lingkungan, peningkatan pelayanan publik, hingga penguatan kemandirian ekonomi di tingkat desa dan kelurahan. Hadiah awal sebesar Rp7,5 miliar pun direvisi naik, yang menurut Dedi sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Provinsi dalam menstimulus kreativitas dan daya saing antarwilayah.
Menanggapi hal tersebut, Pradi menyatakan bahwa program ini tidak hanya relevan, tetapi juga strategis dalam menjawab berbagai tantangan pembangunan, khususnya di wilayah-wilayah penyangga seperti Depok.
“Saya sangat positif ya. Ini adalah momentum penting untuk membenahi lingkungan, menata ruang, dan membangun kemandirian ekonomi warga di tingkat paling bawah,” ujar Pradi, Sabtu (2/8/2025).
Menurut Pradi, setiap daerah memiliki tantangan dan potensi masing-masing. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan tidak bisa seragam. Justru di situlah letak keunggulan dari program ini: memberi ruang kreatif bagi desa dan kelurahan untuk menunjukkan keunikan serta kekuatan lokal mereka.
“Kultur dan geografis masing-masing wilayah tentu punya kelebihan dan kekurangan. Tapi ini bisa jadi panggung kolaborasi antara pemerintah dan warga untuk saling memperkuat,” ucapnya.
Lebih dari sekadar lomba, Pradi melihat program ini sebagai alat edukasi dan transformasi sosial. Ia berharap, melalui kompetisi ini, standar baru mengenai kebersihan lingkungan, pelayanan administrasi, pengelolaan sampah, hingga kualitas pendidikan dasar bisa terbentuk dan mengakar di masyarakat.
Pradi juga mendorong agar pemerintah kabupaten/kota aktif mengambil peran sebagai fasilitator, bukan sekadar pengawas. Keterlibatan langsung dinilainya penting agar ide-ide dari masyarakat tidak berhenti hanya sebagai wacana, tetapi bisa diwujudkan menjadi program konkret.
“Kami menyerukan pemerintah tingkat wilayah untuk proaktif turun ke masyarakat. Bangun kepercayaan, dorong partisipasi. Kalau mereka merasa didengar, mereka pasti semangat ikut membangun,” tegasnya.
Dalam konteks Depok, Pradi melihat lomba ini sebagai peluang strategis untuk menguatkan program-program kelurahan berbasis komunitas. Ia menyebut potensi besar dari RT-RW, kader lingkungan, karang taruna, dan PKK untuk dijadikan garda terdepan pembangunan.
Menurut Pradi, ajang seperti ini bukan hanya soal menang atau kalah. Lebih dari itu, lomba desa dan kelurahan ini harus menjadi ajang pembelajaran bersama bagi seluruh elemen masyarakat.
“Ini bisa jadi sarana membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya hidup bersih, tertib, dan produktif. Kalau itu tumbuh, hadiahnya bukan cuma uang, tapi kualitas hidup masyarakat yang jauh lebih baik,” katanya.
Ia pun berharap hasil dari kompetisi ini dapat menjadi model percontohan bagi desa dan kelurahan lain, sehingga program ini bisa berlanjut dan menjadi program tahunan yang berkelanjutan.
“Kalau desa dan kelurahan kuat, maka kota dan provinsi akan ikut kuat. Dan kita akan melihat wajah Jawa Barat yang jauh lebih baik dalam lima tahun ke depan,” tutup Pradi.***
Editor : Joko Warihnyo
