spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaDepok Hari IniRudi Murodi Penggiat UMKM Depok Dorong Dana Rp300 Juta...

Rudi Murodi Penggiat UMKM Depok Dorong Dana Rp300 Juta per RW Fokus ke Sampah : “Jangan Cuma Paving, Tapi Atasi Limbah!”

tribundepok.com – Di tengah hiruk-pikuk wacana solusi penanganan sampah yang kian mendesak, muncul suara lantang dari kalangan akar rumput. Rudi Murodi penggiat UMKM Kota Depok, angkat bicara mengenai potensi besar dari dana Rp300 juta per RW yang digelontorkan pemerintah. Menurutnya, dana itu bukan sekadar peluang emas, tapi juga momentum tepat untuk mengubah wajah lingkungan bukan cuma dengan estetika, tapi dengan solusi konkret, terutama soal sampah.

“Ini saatnya bicara serius soal sampah, bukan hanya sekadar menata jalan atau bikin taman. Rp300 juta per RW itu harusnya bisa jadi solusi strategis untuk pengolahan limbah organik dan non-organik, juga penataan lingkungan yang berbasis partisipasi warga,” tegas Rudi Murodi Kepada tribundepok.com, Senin malam (21/4/2025).

Ia mengatakan, dengan anggaran sebesar itu, setiap RW sebenarnya bisa membangun bank sampah mandiri, tempat pengolahan limbah rumah tangga, bahkan menyisihkan dana untuk program penghijauan melalui pemilahan biji buah untuk kebun bibit komunitas.

“Bayangkan kalau setiap RW punya kebun bibit sendiri. Biji dari sampah buah dikumpulkan, ditanam, jadi pohon produktif. Sekaligus edukasi warga, sekaligus hijaukan kota. Ini bukan ide liar, tapi nyata dan sangat mungkin dijalankan,” ujarnya penuh semangat.

Rudi mengakui, program tersebut baru akan efektif dijalankan pada tahun anggaran 2026. Namun, menurutnya, bukan berarti Pemkot harus menunggu tanpa bergerak. Ia mendorong agar sebagian anggaran bisa mulai dialokasikan sejak sekarang untuk penguatan edukasi dan infrastruktur dasar pengolahan sampah.

“Kalau memang sampah sudah dianggap sebagai masalah serius, maka penanganannya juga harus jadi prioritas serius. Jangan setengah hati. Jangan hanya mengandalkan DLHK, karena ini soal budaya dan tanggung jawab kolektif,” tegas Rudi.

Ia menambahkan, peran RT, RW, kelurahan, dan kecamatan menjadi krusial dalam menyukseskan program ini. Termasuk memastikan dana yang digelontorkan benar-benar digunakan untuk kebutuhan mendesak, bukan proyek-proyek simbolik yang bisa ditunda.

“Dana ini jangan dihabiskan hanya untuk paving block atau gapura. Kalau masih bisa ditunda, tunda. Tapi kalau urusan sampah sudah menggunung, itu tidak bisa menunggu,” katanya lugas.

Rudi juga mengingatkan, pandemi COVID-19 telah memberikan pelajaran penting soal fleksibilitas anggaran. Saat itu, refocussing dilakukan demi kebutuhan mendesak. Maka kini, saat krisis lingkungan menghantui kota, refocussing untuk pengelolaan sampah dan penataan lingkungan harus menjadi sikap bijak pemerintah.

“Jangan sampai nanti kita sibuk mempercantik wilayah, tapi warganya hidup di antara bau menyengat dan tumpukan limbah. Dana ada, tinggal kemauan dan keberanian untuk eksekusi,” tegasnya.

Dengan suara kuat dari bawah seperti yang disuarakan Rudi, publik berharap Pemkot Depok bisa benar-benar menangkap urgensi persoalan ini. Karena bagi warga, sampah bukan lagi sekadar soal bau, tapi soal martabat hidup yang layak.***

Editor : Joko Warihnyo

tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
error: tribundepok.com