tribundepok.com – Dunia kembali berduka. Paus Fransiskus, pemimpin spiritual umat Katolik sedunia yang dikenal karena keteguhan hati dalam memperjuangkan perdamaian, keadilan sosial, dan dialog antaragama, wafat Senin pagi, 21 April 2025 di kediamannya, Casa Santa Marta, Vatikan. Ia meninggal dunia dalam usia 88 tahun, setelah sebelumnya menjalani perawatan selama lebih dari sebulan akibat bronkitis di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli, Roma.
Kabar duka itu diumumkan langsung oleh Kardinal Kevin Joseph Farrell dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Vatikan.
“Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” ucap Kardinal Farrell dalam suara yang penuh haru, sebagaimana dikutip dari situs resmi Vatikan.
Paus Fransiskus, yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, adalah Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik dan tercatat sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin. Ia dikenal luas karena gaya hidupnya yang sederhana, sikap terbuka terhadap isu-isu global, dan tekad kuat dalam menjembatani perbedaan antarumat beragama.
Kabar wafatnya Paus Fransiskus tak hanya mengguncang umat Katolik di seluruh dunia, tetapi juga menyentuh hati berbagai tokoh lintas agama, termasuk dari Indonesia. Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian pemimpin rohani tersebut.
“Saya mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Tentu jasa dan persahabatan beliau tidak bisa kita lupakan,” ujar Nasaruddin dalam pernyataan persnya, Senin (21/4/2025).
Imam Besar Masjid Istiqlal itu juga mengangkat tangan dalam doa, mendoakan agar Paus Fransiskus mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan. Ia menyebut sosok Paus sebagai pemimpin yang penuh kasih, yang tak kenal lelah dalam menyerukan pentingnya dialog lintas iman dan toleransi antarumat manusia.
Dalam refleksi singkatnya, Nasaruddin menegaskan bahwa semangat damai dan kolaborasi yang telah dirintis oleh Paus Fransiskus bersama Indonesia dan Vatikan harus tetap dijaga dan dilanjutkan.
“Semoga kerja sama kita, Indonesia dan Vatikan, serta wasiat yang telah dirintis Paus Fransiskus dapat kita tindaklanjuti sebagaimana yang telah disepakati,” katanya.
Menag juga menyampaikan pesan penguatan kepada umat Katolik, khususnya di Indonesia, agar tetap tegar dan sabar menghadapi kepergian pemimpin agung mereka.
“Kami semuanya, keluarga besar Kementerian Agama dan segenap warga bangsa Indonesia, mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Semoga damai yang diwariskan beliau senantiasa hidup dalam hati kita semua,” tuturnya.
Kepergian Paus Fransiskus menandai akhir dari satu era penuh keteladanan dalam kepemimpinan keagamaan yang inklusif dan progresif. Dunia kini mengenang beliau sebagai Paus yang melintasi batas, merangkul yang tersisih, dan membawa pesan kasih ke seluruh penjuru bumi. (hisan)
Editor : Joko Warihnyo