tribundepok com – Universitas Indonesia (UI) kembali menegaskan komitmennya terhadap transparansi dan demokrasi kampus melalui forum “Rektor UI Menyapa Mahasiswa” yang digelar di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) pada Jumat (21/2/2025). Acara ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada pimpinan universitas, termasuk Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, beserta jajaran.
Dalam forum ini, berbagai isu strategis yang menyangkut kepentingan sivitas akademika dibahas secara terbuka. Mulai dari transparansi kepemimpinan, demokrasi kampus, independensi akademik, keterlibatan UI dalam industri ekstraktif, hingga kesejahteraan mahasiswa, khususnya terkait kesehatan mental dan kebijakan penanganan kekerasan seksual di lingkungan kampus.
Rektor UI, Prof. Heri, menegaskan bahwa forum ini merupakan bagian dari upaya universitas untuk menciptakan tata kelola kampus yang lebih terbuka dan inklusif.
“UI berkomitmen untuk menjaga independensi akademik, memperkuat demokrasi kampus, serta memastikan bahwa kesejahteraan mahasiswa tetap menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan yang dijalankan. Kami ingin mahasiswa memahami setiap kebijakan yang diambil, sekaligus memberikan ruang bagi mereka untuk menyampaikan aspirasi,” ujar Prof. Heri.
Pernyataan ini disambut baik oleh mahasiswa yang hadir, yang menilai forum ini sebagai langkah awal yang positif dalam membangun komunikasi antara pimpinan universitas dan mahasiswa.
Salah satu isu yang menjadi sorotan dalam diskusi adalah keterlibatan UI dalam industri ekstraktif, seperti pertambangan dan energi. Ketua BEM Fakultas Hukum UI, Fawwaz, menegaskan bahwa mahasiswa tidak menolak kerja sama UI dengan sektor industri. Namun, mereka mempertanyakan bagaimana UI dapat memastikan bahwa keterlibatan ini tidak berdampak negatif pada lingkungan, transparansi pengelolaan dana, serta independensi akademik universitas.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Heri menjelaskan bahwa UI melakukan kajian mendalam sebelum menjalin kemitraan dengan industri. Ia menekankan bahwa keuntungan dari kerja sama tersebut akan dialokasikan sepenuhnya untuk kepentingan akademik dan kesejahteraan mahasiswa.
“UI tidak akan kehilangan independensi akademiknya. Prinsip ini telah kami terapkan, misalnya dalam pengelolaan Rumah Sakit UI yang tetap berada di bawah kendali akademik Fakultas Kedokteran. Kami memastikan bahwa setiap kerja sama yang dijalin harus selaras dengan visi dan misi universitas,” tegasnya.
Selain isu industri ekstraktif, mahasiswa juga menyoroti masalah kesehatan mental dan penanganan kekerasan seksual di kampus. Mereka mempertanyakan efektivitas layanan yang disediakan UI untuk menangani kedua permasalahan ini.
Prof. Heri menyampaikan bahwa UI telah membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) sebagai bagian dari komitmen universitas dalam memberikan perlindungan dan dukungan bagi korban. Selain itu, UI juga memperkuat layanan kesehatan mental dengan memperluas akses ke psikolog profesional melalui Direktorat Pengelola Fasilitas Penunjang Pendidikan dan Direktorat Kesejahteraan Kampus.
“Kami memahami bahwa kesehatan mental mahasiswa adalah aspek yang sangat penting. Oleh karena itu, UI terus memperkuat layanan psikolog profesional agar mahasiswa dapat dengan mudah mengakses bantuan ketika membutuhkannya,” ujar Rektor UI.
Forum “Rektor UI Menyapa Mahasiswa” menjadi langkah konkret UI dalam membangun hubungan yang lebih terbuka antara pimpinan universitas dan mahasiswa. Prof. Heri menegaskan bahwa UI akan terus menghadirkan ruang dialog serupa guna memastikan bahwa aspirasi mahasiswa tidak hanya didengar, tetapi juga menjadi bagian dari proses pengambilan kebijakan.
“Transparansi, demokrasi kampus, dan kesejahteraan mahasiswa adalah prioritas utama dalam pengelolaan universitas. Kami ingin mahasiswa tidak hanya menjadi penerima kebijakan, tetapi juga bagian aktif dalam menentukan arah kebijakan UI ke depan,” tutupnya.
Dengan adanya forum seperti ini, mahasiswa berharap UI dapat terus menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi sivitas akademika.( JW )