tribundepok.com – Program UHC merupakan komitmen pemerintah dalam memberikan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Kota Depok akan menuju program UHC mulai 1 Desember mendatang. Ini disyukuri Idris lantaran janjinya untuk mendukung kesehatan masyarakat Depok bisa terwujud dalam era kepemimpinannys.
” “Program UHC dilakukan karena Kota Depok sudah memenuhi standar minimal kepesertaan BPJS Kesehatan . Hingga kini sudah mencapai 96,47 persen, targetnya Desember mendatang bisa mencapai 98 %,” uja Walikota Depok , KH. Mohammad Idris.

Dengan pencapaian tersebut masyarakat Kota Depok yang sakit sudah pasti ditanggung BPJS. “Harapannya dengan UHC ini, transformasi kesehatan dari berbagai bidang bisa terealisasi, sehingga kolaborasi untuk mewujudkan hidup sehat di Kota Depok dapat terus berjalan,” tambahnya.
Dengan adanya UHC, masyarakat dijamin mendapatkan layanan kesehatan pada pelayanan rumah sakit di kelas 3, baik rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta secara gratis.
“Deklarasi UHC sudah dilakukan saat peringatan HKN lalu. Kalau ada orang ber-KTP Depok sakit dan belum punya BPJS, bisa langsung ke rumah sakit. Nanti akan didaftarkan KTP-nya di kelas 3 sehingga langsung dapat BPJS,” tutur Idris. Tentunya ini tidak berlaku bagi warga yang sehat dan mampu secara ekonomi. Karena mereka tetap memanfaatkan BPJS nya.
Tak hanya mendeklarasikan UHC, Depok juga sudah melaunching Aliansi Code Stroke bersama tujuh Rumah Sakit di Kota Depok. Ketujuh RS tersebut antara lain RSUD Khidmat Sehat Afiat , RS Universitas Indonesia , RS Hermina Depok ,RS Sentra Medika Cisalak, RS Puri Cinere, RS Bhakti Yudha dan RSUD Anugerah Sehat Afiat ( ASA ).
Layanan Aliansi Code Stroke berusaha menyinergikan semua sarana prasarana pelayanan kardiovaskuler yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Kota Depok.
Hal ini diharapkan bisa menjadi penanganan kegawatdaruratan stroke , hingga saat ini penyakit Kardiovaskuler masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Berdasarkan profil kesehatan di Kota Depok tahun 2022, dari 2.462 kasus kematian di RS, 29,2 persen kematian disebabkan penyakit kardiovaskuler.
” Lewat program ini, bersama dengan RS se-Kota Depok kita bahu membahu mengurangi angka kematian dan kecacatan karena stroke,” pungkasnya. (d’toro)