tribundepok.com – Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, muncul sebagai kejutan besar dalam survei Voxpopuli Research Center yang menyatakan peluang mereka untuk memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.
Menurut Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center, Achmad Subadja, Kamis (23/11) masuknya nama Gibran sebagai calon wakil presiden telah mendongkrak elektabilitas Prabowo hingga hampir 15 persen dalam simulasi pasangan capres-cawapres. Achmad menyatakan keyakinannya bahwa pasangan ini berpotensi memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.

Dalam simulasi dengan tiga pasangan calon, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 51,4 persen, unggul signifikan dari pasangan Ganjar-Mahfud (24,3 persen) dan Anies-Muhaimin (16,6 persen). Dengan hasil ini, Pilpres diprediksi tidak akan melibatkan putaran kedua.
Achmad menyoroti lonjakan yang signifikan dalam elektabilitas Prabowo Subianto sejak dipasangkan dengan Gibran. Sebuah transformasi yang mencolok terjadi, mengingat pada survei bulan September 2023, elektabilitas Prabowo belum mencapai 40 persen dalam simulasi tiga nama capres.
“Masuknya nama Gibran sebagai cawapres mendongkrak elektabilitas Prabowo hingga mendapat tambahan hampir 15 persen dalam simulasi pasangan capres-cawapres,” jelas Achmad.
Sebaliknya, elektabilitas Ganjar dan Anies mengalami penurunan yang cukup signifikan ketika dipasangkan dengan cawapres masing-masing. Hal ini membawa elektabilitas pasangan tersebut kembali seperti pada survei bulan September 2023.
Kehadiran Gibran dalam Pilpres 2024 dianggap sebagai “game changer” yang mengubah dinamika pencapresan. Sebelumnya, persaingan antara Prabowo dan Ganjar ketat, dengan kemungkinan Pilpres harus berlangsung dalam dua putaran. Namun, seiring dengan kehadiran Gibran, konstelasi politik berubah secara dramatis.
Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 9-15 November 2023, melibatkan 1200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error survei ini adalah ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.( Joko Warihnyo )